Total Tayangan Halaman

Minggu, 24 April 2011

MEMBANGUN DISIPLIN: Antri

Anda guru seorang guru, layak membaca gagasan ini.

Jika anda seorang guru diera reformasi ini pasti merasakan bagaimana sulitnya menanamkan disiplin pada anak didiknya. Bukan apa-apa, disiplin yang diketahui guru adalah ketatnya peraturan dan tata tertib ditiegakkan. Selama ini diyakini bahwa tertib itu baik, oleh karenanya menciptakan kenyamanan dan keselamatan. Tapi kenyataannya tertib justru ketinggalan dan mengesalkan. Ada bisa saksikan jika berkendara di lampu merah, jika kita mau tertib, tidak akan berjalan sebelum lampu lalin hijau pasti ketinggalan, walau pada antrian di depan.

Disekolah keadaannya makin tidak menentu lagi. Disiplin dan tata tertib nyaris diabaikan. Pengabainya bukan hanya peserta didik, tapi juga orang tua, guru, bahkan masyarakat pada umumnya. Kini sulit sekolah yang membiasakan disiplin dan tertib pada anak didiknya. Pasalnya sekolah tidak mau dituduh sebagai sebagai memeras, memaksa, memperalat, merampas hak anak semua atas nama demokrasi dan kebebasan. Tugas piket membersihkan ruang kelas sudah dihapus, dengan alasan sudah ada cleaning service, siswa kesekolah untuk belajar bukan bekerja. Siswa terlambat jangan dihukum, karena hukuman tidak mendidik dan sebagainya.

Sebagai pendidik tetap arus mendisiplinkan dan meyakinkan kepasa peserta didik bahwa disiplin itu baik dan memberikan manfaat yang baik pula. Buktikan, bukan hanya slogan tetapi memang benar.  Untuk itu yakinkanlah dengan kebiasaan mengantri di kelas.

Saat yang baik untuk menjalankan konsep ini adalah membuat tanda tangan dalam daftar hadir secara bergiliran. Ide ini terjadi mengingat model pembelajaran yang kini sedang dirintis menuju kepada Sekolah Kategori Mandiri. Salah satu ciri dari sekoalh dengan kategori mandiri adalah sistem moving kelas, yaitu kelas berpindah. Maksudnya siswa berpindah kelas setiap pergantian jadwal pembeajaran sesuai dengan kelas mata pelajarannya.

Perpindahan kelas memiliki berbagai kelemahan, antara lain butuh waktu yang relatif lama, memberi peluang siswa untuk tidak segera masuk kelas dengan berbagai alasan, seperta ngobrl di sepanjang pergantian, mampir ke kantin untuk berbagai alasan, kekamar kecil yang sebenarnya tidak perlu dan sebagainya Ini semua harus dieliminr oleh anda sebagai guru.

Bagaimana mengatasinya? Salah satunya adalah dengan menuliskan nama dan menandatangani daftar hadir secara bergiliran (mengantri). Caranya guru harus datang terlebih dahulu diruang kelas dan mempersiapkan daftar kosong sebagai daftar hadir. Siswa yang datang pertama harus membubuhkan nama dan menandatanganinya dilembaran dafatar hadir paling atas. Secara otomatis jika datangnya belakangan maka urutannya pun belakngan. Begitu seterusnya hingga siswa yang terakhir,

Siswa datang terlambat tidak usah dberi hukuman langsung saat itu, tapi sampaikan pada mereka bahwa daftar hadirnya ini akan bibagi dalam berapa kelompok nilai, contohnya tiga kelompok dari urutan paling awal dengan nilai A, berikutnya B dan kelompok terkhir C. Jadikan itu menjadi nilai sikap, aktifitas dan disiplin atau yang lain. Begitu seterusnya hingga periode tertentu dan djumlah untuk mendpatkan nilai rata-rata akhir. Jadikan sebagai nilai Afektif.

Jika anda mau menerapkan sistem ini mudah-mudahan siswa akan menjadi disiplin dalam mengikuti pelajaran, tanpa memaksa atau tindakan yang menyakitkan secara fiik. Dengan bigitu siswa akan berlomba datang lebih awal dan untuk menjadi yang terdepan. Selamat mencoba.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar